1. Jangan grogi. Jangan panik dan gemetaran saat menghadapi pewancara. Banyak diantara merekayang grogi dalam mengawali wawancara, cermin tidak percaya diri dan miskin pengalaman dalamwawancara karena belum pernah berlatih. Bila grogi berkepanjangan, sudah menunjukkan betapa tidakkredibelnya Anda bila menghadapi masalah. Betapa Anda selama ini miskin pengalaman dalammenghadapi masalah.
Kondisi grogi terjadi karena Anda merepresentasikan pewancara secara belebihan
ke dalam pikiranAnda. Perlu diketahui bahwa pikiran akan mempenagaruhi
tindakan, Bila pikiran Anda menganggappewancara itu “menakutkan”
dan ditambah ketidakpercayaan diri yang berlebihan, maka
rasa grogisemakin bertambah.
2.
Pakaian rapi dan sopan.
Pakain menunjukkan kepribadian, dalam wawancara pakailah
pakain formal yang mencerminkan profesionalisme. Jangan memakai
perhiasan yang berlebihan khususnya bagi wanita. Pakain muslim pada umumnya tidak dipermasalahkan.
3.
Duduklah dengan rileks dan sopan. Tidak semua
orang menyukai duduk dengan kali melipat. Pandangan mata juga rileks, dengan
menatap si pewancara. Jangan terlalu sering menundukkan kepala dengan
mata menatap ke bawah. Sebab yang seperti itu menunjukkan seorang yang
pemalu.
4.
Pelajari dulu profil perusahaan/organisasi.
Sedapat mungkin, sebelum wawancara, mempelajari dulu profil
perusahaan/organisasi yang sedang dilamar. Cari buku profil perusahaan melalui
teman yang sudah bekerja di sana atau melalui situs internet. Hal ini tidak
saja untuk menunjukkan keseriuasan Anda untuk bisa diterima di perusahaan
tersebut, tetapi akan memudahkan komunikasi dalam wawancara. Pengetahuan Anda
tentang profil perusahaan mempermudah Anda dalam wawacara sekaligus meningkatkan
point (nilai) wawancara.
5.
Tunjukkan minat
Anda terhadap pekerjaan yang sedang dilamar. Pewawancara selalu mencari calon
yang memiliki keinginan kuat untuk maju. Pewancara juga sangat menyukai calon
yang suka terhadap tantangan. Sayangnya, banyak di antara calon yang motivasi
kerjanya rendah. Banyak calon yang terjebak dalam pertanyaan : Apa motivasi
kerjanya? Sekitar 75 persen --utamanya yang tidak memiliki skill
wawancara—menjawab hanya mencari pengalaman dan coba-coba. Jawaban seperti ini
merupakan jawaban “kampungan” yang tidak berbobot sama sekali.
Jawaban yang
diiginkan sebenarnya adalah jawaban yang mencerminkan Anda memiliki minat
kuat terhadap pekerjaan itu. Bukan sekedar mencari pengalaman, tetapi pekerjaan
itu merupakan salah satu bidang yang diminatinya sejak kuliah/sejak dulu.
Sekaligus menunjukkan beberapa bukti bahwa Anda benar-benar berminat di
bidang itu, dengan menekankan bahwa pekerjaan tersebut sangat menyenangkan dan
menantang untuk dimasukinya.
6.
Tunjukkan
kekuatan-kekuatan (bakat) yang relevan dan cara mengatasi kelemahan yang
Anda miliki. Pertanyaan seperti ini kelihatannya mudah untuk menjawabnya,
tetapi sesungguhya menjebak. Dalam arti Anda ngelantur dalam memberikan
jawaban, yakni jawaban-jawaban yang tidak semestinya. Kongkritnya, Anda tidak
menceritakan kekuatan-kekutan relevan dan cara mengatasi kekurangan yang
Anda miliki, namun jawabannya sekenanya.
7.
Jawablah dengan
logis, runtut dan proporsional. Wawancara adalah teknik menggali ide dan
iformasi secara porposional. Artinya baik calon maupun si pewancara harus
terlibat dalam komunikasi yang intens, atau gayeng/akrab. Sayangnya, banyak
calon yang kalau ditanya, jawabnya hanya patah-patah, satu pertanyaan dijawab
dengan satu kalimat datar saja. Kemampuan menjawab, adalah cermin
kemampuan intelektual, wawasan dan cara menyusun sebuah bangunan logika.
Tetapi bukan
berarti bicara selebar-lebarnya, sehingga si pewancara tidak kebagian waktu
untuk bertanya lagi . Memberikan jawaban yang berlebihan menunjukkan calon
tidak tahu “adat” atau beretika komunikasi.
8.
Kontrol suara dan
bahasa non verbal. Bicaralah dengan sara yang cukup, jangan terlalu lirih
sehingga pewancara sering meminta penjelasan tambahan. Agar bicaranya lebih
efektif gunakan bahasa non verbal (ekspresi wajah, gerakan tangan dan
sebagainya) seperlunya. Jangan over acting, melainkan berikan efek tertentu
dengan bahasa non verbal yang tepat pada kata-kata tertentu
sehingga memberikan “makna khusus” pada kata tersebut.
9.
Ikuti gaya bicara
pewawancara. Gaya bicara seseorang berbeda-beda. Adaya yang bicaranya cepat,
ada yang bicaranya pelan dengan intonasi (penekanan) yang mantap, dan ada yang
bicaranya tidak terlalu cepat, sistematis dan humoris. Ikuti saja gaya
pewancara agar mudah sinkron, mudah nyambung dan gayeng/akrab. Sebab,
jika pewancara bergaya cepat, sementara Anda bicaranya terlalu lambat dengan
nada sangat berat, maka pewancara kurang menunjukkan minatnya
10.
Tunjukkan
kedewasaan dan wawasan Anda. Selama wawan cara tunjukkan secara eksplisit bahwa
Anda adalah calon yang memiliki kedewasaan dalam bertindak. Dalam hal ini Anda
hendaknya dapat memeprlihatkan sikap-sikap Anda dalam bertindak atau mengambil
keputusan bahwa Anda adalah orang yang memiliki rasa tanggungjawab yang
tinggi, termasuk dalam setiap menghadapi resiko dan tantangan kerja.
Tujukkan pula
bahwa Anda memiliki wawasan yang luas tidak saja soal kompetensi akademik,
melainkan yang non akademik seperti pengetahuan umum yang sangat ngetrend saat
ini. Keluasan wawasan Anda menunjukkan Anda seorang yang haus akan pengetahuan
baru. Perusahaan mana pun sangat menyukai calon yang selalu haus akan
pengetahuan baru.
11.
Bila ditanya
besarnya gaji, jawablah secara moderat, kecuali profesi marketing. Yang
dimaksud dengan moderat adalah tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi.
Bila jawaban Anda terlalu rendah menunjukkan Anda kurang pede, kurang
yakin dengan skill yang dimiliki saat ini. Bila terlalu tinggi, memberikan
kesan bahwa Anda termasuk tipe penuntut. Tidak semua perusahaan suka terhadap
tipe ini. Paling aman adalah mempertimbangkan gaji dengan standard UMR (upah
minimum regional) sebgai patokannya.
Tetapi khusus
untuk profesi marketing, akan lebih disukai calon yang berambisi gaji tinggi.
Hal ini terkait dengan bonus yang akan diterima. Gaji seorang marketer biasanya
terkait erat dengan target omzet yang diperoleh. Menentukan gaji
tinggi boleh, asal mampu memenuhi target. Menentukan gaji dan bonus tinggi
mencerminkan Anda orang yang sangat percaya diri dalam menjual.
12.
Jujur. Kejujuran
merupakan salah satu nilai agung, nilai universal yang dijunjung tinggi dimana
pun kita berada, dan apa pun profesi kita. Anda –selama wawancara
berlangsung—boleh saja menunjukkan kepiawaian bicara berikut penampilan
yang elegan serta bangunan logika yang kokoh, namun jika kejujuran
dilanggar, semuanya itu akan gugur. Maka bicaralah secara jujur dan terbuka,
sikap rendah hati, terbuka, tidak menutup-nutupi manakala tidak bisa menjawab
jauh lebih berharga ketimbang jawaban yang dibungkus dengan kebohongan.
Perlu dicatat
bahwa setiap pewancara, bisa membaca setiap kebohongan yang Anda berikan. Tidak
saja melalui analisis faktual hasil wawancara, tetapi ekspresi wajah bohong
sangat mudah dikenali oleh setiap pewancara profesional. Selamat mencoba,
semoga sukses.